Senin, 08 Juli 2013

Pengemis dan Tukang Beling



Pilih mana pengemis atau tukang beling?

Saya lebih memilih tukang beling. Kenapa? Saya jauh lebih menghargai jika seseorang bekerja, memeras seluruh keringat untuk mendapatkan sebungkus nasi dan menafkahi keluarganya. Ada seorang bapak yang sering melewati sekitar rumahku. Setiap pagi beliau datang dengan bermodalkan satu karung, sebuah kayu untuk mengambil botol-botol ataupun apa saja yg bisa ia olah dan ia jual. Mungkin kalian melihatnya ah biasa saja tuh, engga ada spesialnya. Namun jika kalian melihatnya pasti kalian akan berdecak kagum saat melihat kegigihan beliau. Bapak itu tidak sempurna, ia memiliki kertebatasan. Ia tidak memiliki kaki yang sempurna. Ia tidak bisa berjalan dengan normal. Kalian tau sebelah kakinya tidak ada, alias buntung. Hanya dengan bermodalkan sebilah tongkat ia bisa dan mampu berjalan untuk mencari nafkah. Ia tidak pernah peduli dan mau mendengar cemohan dari orang lain yang memandang dia dengan sebelah mata. Baginya fisik ku memang tidak sempurna, namun aku harus berguna untuk orang-orang disekitarku.

Sedangkan pengemis? Mereka memiliki fisik yang sempurna, raga yang sehat, namun mereka tidak mau bekerja. Dengan bermodalkan menggendong anak, mereka pikir semua orang akan mengasihi mereka dan merasa iba. Orang-orang yang seperti ini harusnya tidak pantas untukdikasihani. Karena seharusnya mereka dapat melakukan yg lebih baik dan mulia dibandingkan dengan mengemis dan meminta-minta ke orang sekitar.

0 komentar:

Posting Komentar