Judul : Hex Hall
Penulis : Rachel Hawkins
Pada awalnya, Sophie Mercer hanyalah remaja
biasa yang tinggal bersama ibunya. Hal yang paling luar biasa dari dirinya
adalah 'rutinitas' berpindah tempat tinggal bersama sang ibu. Ketika ulang
tahunnya yang kedua belas, Sophie baru mengetahui bahwa dirinya adalah seorang
penyihir. Kemampuan ini didapatnya dari sang ayah, seorang warlock
(penyihir pria). Rupanya, pada mulanya sang ayah menyembunyikan identitas
dirinya dari ibu Sophie. Kenyataan bahwa sang ayah adalah seorang warlock
baru diketahui ibu Sophie ketika ia mengandung Sophie. Identitas sang ayah yang
terungkap langsung membuat ibu Sophie memutuskan untuk berpisah.
Begitulah awal kehidupan Sophie, tinggal
berdua saja dengan ibunya, belum pernah bertemu ayahnya, dan selalu
berpindah tempat tinggal. Setelah mengetahui bahwa dirinya penyihir, Sophie
harus berhati-hati agar kemampuannya ini tak diketahui orang lain. Namun, saat
berusia 15 tahun, ia membuat kekacauan di pesta dansa sekolah. Niat membantu Felicia,
temannya, untuk mendapatkan pasangan dengan merapalkan mantra cinta justru
membuat identitasnya diketahui seluruh warga sekolah. Akibatnya, Sophie
harus dikirim ke Hecate Hall, sebuah sekolah binaan bagi para Prodigium-
penyihir, peri, vampir, warlock, dan shapeshifter. Sophie
tak merasa senang, atau bangga, bisa bersekolah di Hex Hall, nama beken untuk
Hecate. Pertama, karena Hex Hall tidak bisa dibilang sekolah yang keren.
Sekolah ini adalah tempat binaan bagi para Prodigium yang bermasalah. Kedua,
Sophie tak punya pengalaman apapun bergaul dengan kaum Prodigium lain.
Karena Sophie kurang pandai bergaul dengan
prodigium lain, ia hanya dekat dengan teman sekamarnya, Jenna Talbot, satu-satunya
vampir di sekolah. Ternyata teman sekamar Jenna sebelumnya juga
seorang penyihir bernama Holly, yang ditemukan meninggal karena kehabisan darah
di kamar mandi dengan dua luka di lehernya. Semenjak itu Jenna hampir tidak
punya teman lagi karena ia dituduh membunuh temannya sendiri. Penyelidikan
pernah dilakukan tapi tak temu titik terang, sehingga Sekolah tidak memiliki
alasan untuk mencegah vampire melanjutkan studi mereka di Hex Hall.
Di awal kedatangannya ke Hex Hall, ia diajak
bergabung ke kelompok penyihir hitam di sekolah itu. Sebuah trio yang terdiri
dari Elodie, Anna, dan Chaston. Kepopuleran dan kekuatan yang ditawarkan oleh
trio itu tak cukup membuat Sophie menerima tawaran untuk bergabung. Maka,
praktis satu-satunya teman yang ia miliki adalah Jenna, yang justru dijauhi
oleh semua murid. Dan karena menolak tawaran Elodie, Sophie pun dibenci oleh
trio menyebalkan itu.
Kemudian Sophie mendapati dirinya menyukai
Archer Cross, seorang warlock yang sayangnya adalah pacar Elodie. Di
tengah-tengah rutinitasnya bersekolah, ia mengetahui fakta bahwa ayahnya mempunyai
kedudukan penting di Dewan. Ia juga tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya
ketika mengetahui bahwa dirinya adalah target L'occhio di Dio, atau biasa
disebut Mata, kelompok pemusnah Prodigium. Anna dan Chaston yang ditemukan
terluka parah semakin menambah ketegangan di Hex Hall, apalagi ketika Jenna
menjadi satu-satunya orang yang dianggap melakukan penyerangan itu.
Di kelas si Vandy, guru yang amat galak dan
bengis. Sophie melakukan kesalahan fatal, yaitu mengatakan bahwa ia menyukai
tattoo ungu yang ada di lengan Vandy (sebenarnya tattoo itu adalah tanda bahwa
seorang prodigium telah mengalami pemunahan), dan sudah jelas Vandy sangat
membenci hal itu. Archer sempat mencoba membela Sophie (yang hanya memperburuk
keadaan!) dan mengakibatkan hukuman selama beberapa bulan, membersihkan ruang
bawah tanah yang bau dan sumpek.
Selama menjalani hukuman berduaan, Sophie
bercerita banyak hal pada Archer, walaupun Archer hanya sedikit menceritakan
kisah keluarganya terhadap Sophie. Sampai suatu hari, ketika mereka berdua
seperti biasa membereskan ruang bawah tanah (yang selalu berantakan lagi karena
sihir!) dan setelah melakukan ‘sesuatu’, Sophie melihat simbol Mata yang
terukir di dada Archer, yang menandakan bahwa ia adalah anggota Mata. Tentu
saja ia kaget, karena Sophie juga baru mengetahui kalau ternyata ia adalah ¼
demon, incaran Mata yang paling utama. Secepat Sophie melihat tanda itu,
secepat itu pula Archer kabur keluar ruang bawah tanah dan menghilang dari
Pulau Graymalkin.
Omong-omong, Sophie tau kalau ia adalah ¼
demon dari Alice, nenek buyut Sophie yang secara sengaja diubah menjadi demon
di masa lampau. Alice mendatangi Sophie dan mengajarinya berbagai mantra, dan
supaya Sophie dapat mengendalikan kekuatannya dengan baik. Awalnya Sophie
merasa curiga, bagaimana bisa arwah yang telah lama mati masih bisa bebas
berkeliaran di dunia manusia. Akhirnya kecurigaan Sophie terbukti saat Alice hendak
menghisap darah Elodie sebagai sumber kekuatannya, lalu mengaku kepada Sophie
bahwa ia adalah demon, yang berarti Sophie juga keturunan demon. Akhirnya Alice
tewas karena demonglass benda keramat
yang bisa membunuh demon dan kekuatan terakhir Elodie yang diberikan untuk
membantu Sophie.
Buku pertama endingnya cukup menggantung, jadi
kalau penasaran, segera baca buku selanjutnya di Demonglass dan Spellbound!
Kalian pasti jatuh cinta dengan Archer & Cal!
0 komentar:
Posting Komentar