Pilih mana pengemis atau tukang
beling?
Saya lebih memilih tukang beling.
Kenapa? Saya jauh lebih menghargai jika seseorang bekerja, memeras seluruh
keringat untuk mendapatkan sebungkus nasi dan menafkahi keluarganya. Ada seorang
bapak yang sering melewati sekitar rumahku. Setiap pagi beliau datang dengan
bermodalkan satu karung, sebuah kayu untuk mengambil botol-botol ataupun apa
saja yg bisa ia olah dan ia jual. Mungkin kalian melihatnya ah biasa saja tuh,
engga ada spesialnya. Namun jika kalian melihatnya pasti kalian akan berdecak
kagum saat melihat kegigihan beliau. Bapak itu tidak sempurna, ia memiliki
kertebatasan. Ia tidak memiliki kaki yang sempurna. Ia tidak bisa berjalan
dengan normal. Kalian tau sebelah kakinya tidak ada, alias buntung. Hanya dengan
bermodalkan sebilah tongkat ia bisa dan mampu berjalan untuk mencari nafkah. Ia
tidak pernah peduli dan mau mendengar cemohan dari orang lain yang memandang
dia dengan sebelah mata. Baginya fisik ku memang tidak sempurna, namun aku
harus berguna untuk orang-orang disekitarku.
Sedangkan pengemis? Mereka memiliki
fisik yang sempurna, raga yang sehat, namun mereka tidak mau bekerja. Dengan bermodalkan
menggendong anak, mereka pikir semua orang akan mengasihi mereka dan merasa
iba. Orang-orang yang seperti ini harusnya tidak pantas untukdikasihani. Karena
seharusnya mereka dapat melakukan yg lebih baik dan mulia dibandingkan dengan
mengemis dan meminta-minta ke orang sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar